post image
Garuda Indonesia Airlines
KOMENTAR

Ternyata proses pembelian pesawat Boeing oleh PT Garuda Indonesia Tbk. masih dalam negosiasi bisnis. Hal itu disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sosialisasi di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin, 21 Juli 2025.  

Airlangga mengatakan, pembelian 50 Boeing yang merupakan bagian dari kesepakatan tarif terbaru dengan pemeritahan Donald trump itu belum deal karena Garuda baru memberikan down payment atau uang muka.

“Kemudian Garuda juga menandatangani perencanaan untuk membeli 50 pesawat belum deal karena Down Payment (DP) nya doang,” ujar Airlangga dalam acara sosialisasi di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin, 21 Juli 2025.

Setelah sosialisasi yang dilakukan secara tertutup, Airlangga mengatakan dalam konferensi pers bahwa Garuda Indonesia sedang berada dalam proses negosiasi bisnis to bisnis antara Boeing dengan Garuda.

“Nanti teknisnya nanti kita tunggu perkembangan selanjutnya,” ujarnya.

Sementara itu, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) melalui PT Danantara Asset Management (Persero) telah memberikan pinjaman dana kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) untuk mendukung transformasi pengelolaan portofolio strategis.

Seperti dikutip dari CNBC, Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani mengatakan dukungan transformasi komprehensif ini mencakup optimalisasi bisnis, pendanaan jangka panjang, seta pendampingan menyeluruh berbasis tata kelola dan restrukturisasi penyehatan kinerja senilai 405 juta dolar AS atau setara dengan Rp 6,65 triliun.

Melalui sinergi ini, pendanaan tersebut untuk mendanai kebutuhan maintenance, repair and overhaul (MRO), yang merupakan bagian dari total dukungan pendanaan bernilai yang totalnya sekitar 1 miliar dolar AS atau Rp 16 triliun.

Suntikan dana ini diharapkan memberikan dampak positif terhadap pemulihan kinerja, kepercayaan pasar, dan daya saing Garuda Indonesia secara menyeluruh, termasuk melalui integrasi teknologi untuk mendorong efisiensi dan produktivitas operasional.

Selanjutnya, dukungan pembiayaan tersebut akan diikuti oleh berbagai langkah yang berfokus pada optimalisasi kinerja operasional dan keuangan guna mendukung transformasi bisnis jangka panjang menjadi maskapai penerbangan yang berkelanjutan.

Di tengah tren pemulihan trafik udara di Asia dan Pasifik yang masih berlangsung, proyeksi pertumbuhan trafik udara di Indonesia akan mencapai rata-rata 8% selama 4 tahun ke depan.

Pertumbuhan ini menjadi landasan bagi Garuda Indonesia Group untuk segera memperkuat posisi sebagai player di transportasi udara, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional.

Diproyeksikan Garuda Indonesia akan mengoperasikan total sekitar 120 pesawat hingga lima tahun ke depan. Dengan kemitraan bersama Danantara akan mendorong percepatan akselerasi kinerja Garuda Indonesia sebagai nasional flag carrier yang kuat dan berdaya saing tinggi.


Untuk Indonesia Merdeka di Udara, Perlu Political Will

Sebelumnya

Tewaskan Suami Politisi Demokrat, Pesawat Capung yang Jatuh Dua Tahun Lalu Kelebihan Muatan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel AviaNews